Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Aditya Bagus Arfan Tuntaskan Misi di Pertamina Indonesian Grand Master Tournament 2024
Olahraga
20 jam yang lalu
Aditya Bagus Arfan Tuntaskan Misi di Pertamina Indonesian Grand Master Tournament 2024
2
Digosipkan Pacari Putri Zulkifli Hasan, Venna Melinda Dukung Verrel Bramasta
Umum
16 jam yang lalu
Digosipkan Pacari Putri Zulkifli Hasan, Venna Melinda Dukung Verrel Bramasta
3
Tom Holland dan Zendaya Rahasiakan Persiapkan Pernikahan
Umum
17 jam yang lalu
Tom Holland dan Zendaya Rahasiakan Persiapkan Pernikahan
4
Kadis Nakertransgi: Pemprov DKI Berkomitmen Tingkatkan Kesejahteraan Pekerja
Pemerintahan
20 jam yang lalu
Kadis Nakertransgi: Pemprov DKI Berkomitmen Tingkatkan Kesejahteraan Pekerja
5
Prilly Latuconsina Bikin Film Horor 'Temurun' Jadi Ajang Fun Run
Umum
16 jam yang lalu
Prilly Latuconsina Bikin Film Horor Temurun Jadi Ajang Fun Run
6
Tumpukan Sampah di Pesisir Marunda Kepu Dibersihkan
Pemerintahan
48 menit yang lalu
Tumpukan Sampah di Pesisir Marunda Kepu Dibersihkan

Jauhi Pantai Bila Gempa 2 Menit, Ini Penjelasan Ahli Tsunami

Jauhi Pantai Bila Gempa 2 Menit, Ini Penjelasan Ahli Tsunami
Foto dari udara memperlihatkan sejumlah bangunan rusak usai dilanda gempa dan tsunami di Palu, Sulawesi Tengah, Senin (1/10). (lp6c)
Selasa, 02 Oktober 2018 08:16 WIB
JAKARTA - Gempa besar diiringi gelombang tsunami dahsyat sudah beberapa kali terjadi di Indonesia. Dua tsunami terbesar di Tanah Air adalah yang terjadi Aceh pada 2004 dan Banda Naera pada 1674. Ketinggian gelombang pada tsunami di Aceh mencapai 94 meter.

Dikutip dari liputan6.com, ahli tsunami dari Kementerian Kelautan dan Perikanan Abdul Muhari mengatakan, tsunami biasanya didahului gempa.

''Sebenarnya, tsunami warning itu ya gempanya sendiri. Tidak perlu menunggu BMKG, tidak perlu mengandalkan sistem peringatan dini BMKG. Indikatornya, kalau ada gempa tidak berhenti selama 2 menit, langsung lari menjauh dari pantai,'' kata Abdul Muhari kepada Liputan6.com, Jakarta, Senin 1 Oktober 2018.

Menurut dia, peringatan tsunami tercepat yang dilakukan BMKG, melalui televisi. Namun, ketika gempa terjadi, masyarakat bakal langsung keluar rumah menghindari bangunan dan pohon.

''Tidak ada yang nonton TV lagi. Mereka sudah panik. Oleh karena itu, indikator yang bisa kami secara science peringatkan, jika ada gempa baik lemah maupun kuat tapi terjadi selama 2 menit tidak berhenti, langsung menjauh dari pantai,'' Abdul Muhari menjelaskan.

Pria yang memperoleh gelar doktornya dari Universitas Tohoku, Sendai, Jepang itu mengatakan, setiap gempa dan tsunami butuh pelepasan energi. Pada kasus-kasus yang terjadi sebelumnya, gempa yang berdurasi selama inilah yang mengakibatkan tsunami.

''Pada kasus-kasus yang terjadi sebelumnya, gempa yang terjadi dengan durasi lama, lebih dari 1 menit, membangkitkan tsunami,'' kata pria yang akrab disapa Aam itu.***

Editor:hasan b
Sumber:liputan6.com
Kategori:Ragam
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/