Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Boy Pohan Berebut Tiket Wasit/Juri Tinju Olimpiade 2024 Paris
Olahraga
24 jam yang lalu
Boy Pohan Berebut Tiket Wasit/Juri Tinju Olimpiade 2024 Paris
2
Mandiri 3X3 Indonesia Tournament 2024 Disambut Antusias di Medan
Olahraga
17 jam yang lalu
Mandiri 3X3 Indonesia Tournament 2024 Disambut Antusias di Medan
3
Kejutan, Aditya Tahan Remis Unggulan Pertama di Pertamina Indonesia Grand Master Tournament 2024
Olahraga
20 jam yang lalu
Kejutan, Aditya Tahan Remis Unggulan Pertama di Pertamina Indonesia Grand Master Tournament 2024
4
UEA Dukung Indonesia Jadi Tuan Rumah Piala Dunia U-20 FIFA 2027
Olahraga
12 jam yang lalu
UEA Dukung Indonesia Jadi Tuan Rumah Piala Dunia U-20 FIFA 2027
5
Pelita Jaya Jadi Tim Pertama Lolos BCL Asia, Coach Ahang Blak-blakan Terkait Persaingan di Next Round
Olahraga
12 jam yang lalu
Pelita Jaya Jadi Tim Pertama Lolos BCL Asia, Coach Ahang Blak-blakan Terkait Persaingan di Next Round
6
Duel Fisik dan Membaca Permainan Itu Keunggulan Sergio Ramos
Olahraga
17 jam yang lalu
Duel Fisik dan Membaca Permainan Itu Keunggulan Sergio Ramos

Pergeseran Sesar Sumatera Makin Cepat, Produksi Gempa Lebih Besar

Pergeseran Sesar Sumatera Makin Cepat, Produksi Gempa Lebih Besar
Ilustrasi pusat gempa di Sumatera. (republika.co.id)
Sabtu, 24 Agustus 2019 07:23 WIB
JAKARTA - Laju pergeseran sesar (patahan) Sumatera meningkat dari 6 mm per tahun menjadi 10 mm per tahun. Hal ini menyebabkan potensi produksi gempa di Sumatera menjadi lebih besar.

Dikutip dari republika.co.id, informasi tersebut diungkapka peneliti dari Pusat Penelitian Geoteknologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Murdik R Daryono. Murdik menjelaskan, laju pergeseran sesar dapat menyebabkan peristiwa gempa, diantaranya ketika sesar menumbuk daratan.

''Update terbaru mengenai 'slip rate' (laju pergeseran) sesar Sumatra yang dulunya segmen paling selatan itu kita bilangnya 6 mm per tahun kita sudah update jadi 10 mm per tahun, konsekuensinya dengan produksi gempa jauh lebih besar juga macam-macam,'' katanya dalam diskusi di Pusat Dakwah Muhammadiyah, Jakarta, Jumat (23/8/2019).

Dia mengatakan, penelitian lebih lanjut untuk perbaruan data laju pergeseran sesar Sumatera dan sejarah kegempaaan harus terus dilakukan guna melihat potensi kebencanaan ke depan.

''Kita menunggu lima tahun ke depan harus 'update' lagi mungkin ada penemuan hasil riset di laut jauh lebih rinci. Hasil studi tsunami terbaru yang sudah melewati proses review akademis yang baik sehingga bisa memberikan ke masyarakat yang lebih presisi,'' tuturnya.

Dia menuturkan pemerintah Indonesia terus memperkuat ketahanan dan ketangguhan masyarakat dalam menghadapi potensi bencana. Berbagai upaya untuk membangun masyarakat tangguh bencana melalui edukasi dan sosialisasi harus terus dilakukan.

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) telah melaksanakan program Ekspedisi Desa Tangguh Bencana (Destana) Tsunami 2019 dengan bekerja sama dengan banyak pihak, baik dari unsur pemerintah, masyarakat, lembaga usaha, akademisi, serta media massa.

Ekspedisi Destana Tsunami 2019 dilaksanakan sejak 12 Juli 2019 sampai 17 Agustus 2019. Dimulai dari Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, tim Ekspedisi Destana 2019 beranjak ke barat melalui jalur darat hingga pemberhentian terakhir di Kabupaten Serang, Banten.***

Editor:hasan b
Sumber:republika.co.id
Kategori:Ragam
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/