Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Boy Pohan Berebut Tiket Wasit/Juri Tinju Olimpiade 2024 Paris
Olahraga
21 jam yang lalu
Boy Pohan Berebut Tiket Wasit/Juri Tinju Olimpiade 2024 Paris
2
Mandiri 3X3 Indonesia Tournament 2024 Disambut Antusias di Medan
Olahraga
14 jam yang lalu
Mandiri 3X3 Indonesia Tournament 2024 Disambut Antusias di Medan
3
Kejutan, Aditya Tahan Remis Unggulan Pertama di Pertamina Indonesia Grand Master Tournament 2024
Olahraga
16 jam yang lalu
Kejutan, Aditya Tahan Remis Unggulan Pertama di Pertamina Indonesia Grand Master Tournament 2024
4
Pelita Jaya Jadi Tim Pertama Lolos BCL Asia, Coach Ahang Blak-blakan Terkait Persaingan di Next Round
Olahraga
9 jam yang lalu
Pelita Jaya Jadi Tim Pertama Lolos BCL Asia, Coach Ahang Blak-blakan Terkait Persaingan di Next Round
5
UEA Dukung Indonesia Jadi Tuan Rumah Piala Dunia U-20 FIFA 2027
Olahraga
9 jam yang lalu
UEA Dukung Indonesia Jadi Tuan Rumah Piala Dunia U-20 FIFA 2027
6
Duel Fisik dan Membaca Permainan Itu Keunggulan Sergio Ramos
Olahraga
14 jam yang lalu
Duel Fisik dan Membaca Permainan Itu Keunggulan Sergio Ramos

Kata Wakil Ketua Kadin, Mudah Sekali Memanipulasi Regulasi di Indonesia untuk Mengkriminalisasi Pelaku Usaha

Kata Wakil Ketua Kadin, Mudah Sekali Memanipulasi Regulasi di Indonesia untuk Mengkriminalisasi Pelaku Usaha
Mahasiswa memasang spaduk menolak revisi UU KPK. (liputan6.com)
Rabu, 25 September 2019 09:51 WIB
JAKARTA - Aksi demonstrasi menolak sejumlah RUU dan UU yang dilakukan mahasiswa secara serentak di berbagai kota di Tanah Air, mencemaskan para pengusaha, sebab dipastikan berdampak terhadap kegiatan berusaha.

Dikutip dari liputan6.com. Wakil Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Bidang Hubungan Internasional Shinta Kamdani menegaskan, pemerintah dan DPR seharusnya mengkaji dulu dampak setiap aturan terhadap kegiatan berusaha dan kelancaran berinvestasi di Indonesia. Ini terutama terhadap daya saing RI di kancah global.

''Concern pelaku usaha terkait semua UU dan RUU sangat sederhana. Pertama, concern terhadap stabilitas sosial politik Indonesia. Bisnis itu hanya bisa bergerak dan tumbuh dalam kondisi sosial-politik yang stabil,'' tutur Shinta kepada Liputan6.com, Selasa (24/9/2019).

''Walaupun demo-demo adalah ekspresi demokrasi yang dihargai, demo-demo di Indonesia punya track record yang buruk di mana massa kerap menjadi anarkis, merusak atau menciptakan kondisi yang tidak aman untuk melakukan kegiatan usaha,'' lanjut dia.

Shinta melanjutkan, fokus kedua pengusaha ialah terhadap kepastian hukum dan kelancaran berusaha. Semua bisnis harus dijalankan berdasarkan kalkulasi terhadap risiko-risiko, termasuk beban dan rambu-rambu regulasi yang dibuat terhadap badan usaha dan pelakunya.

Di satu sisi, kebijakan di atas kertas belum tentu dilaksanakan di lapangan. Di sisi lain, mudah sekali memanipulasi regulasi yang ada di Indonesia untuk membatalkan kontrak atau mengkriminalisasi pelaku usaha atau kegiatan usaha.

''Secara logika, karena kedua faktor tersebut, risiko berusaha di Indonesia menjadi tidak bisa diprediksi dan dalam worst case scenario, perusahaan dan pelaku usaha bisa dikriminalisasi. Efek kriminalisasi ini akan sangat buruk terhadap bisnis. Bahkan bisnis bisa mati seketika karena kriminalisasi terhadap kegiatan atau managementnya karena ini sangat merusak intangible asset perusahaan seperti nama baik perusahaan, kepercayaan investor, brand value dan lainnya,'' ujarnya.

Dukung Penegakan Hukum

Shinta menegaskan, pelaku usaha tentu mendukung segala upaya penegakan hukum dan hukum terkait penciptaan business practices atau corporate governance yang baik seperti anti-korupsi, anti-fraud dan kompetisi usaha yang sehat.

''Akan tetapi, bisnis juga perlu kepastian hukum atas keberlangsungan kegiatan usaha. Semua aturan yang bisa mengkriminalkan perusahaan dan pelaku usaha harus sewajarnya sesuai dengan best practices kegiatan usaha yang ada secara universal di dunia,'' jelas dia.

''Jadi harus disetarakan agar level daya saing kita menjadi bagus dan menarik bagi investor global. Bahkan sebetulnya banyak aspek dari good corporate governance yang tidak bisa diciptakan dengan sanksi hukum yang berat tetapi harus dengan pemberdayaan seperti sosialisasi, training, edukasi, dan sebagainya,'' paparnya. ***

Editor:hasan b
Sumber:liputan6.com
Kategori:Ragam
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/