Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Boy Pohan Berebut Tiket Wasit/Juri Tinju Olimpiade 2024 Paris
Olahraga
24 jam yang lalu
Boy Pohan Berebut Tiket Wasit/Juri Tinju Olimpiade 2024 Paris
2
Mandiri 3X3 Indonesia Tournament 2024 Disambut Antusias di Medan
Olahraga
17 jam yang lalu
Mandiri 3X3 Indonesia Tournament 2024 Disambut Antusias di Medan
3
Kejutan, Aditya Tahan Remis Unggulan Pertama di Pertamina Indonesia Grand Master Tournament 2024
Olahraga
19 jam yang lalu
Kejutan, Aditya Tahan Remis Unggulan Pertama di Pertamina Indonesia Grand Master Tournament 2024
4
UEA Dukung Indonesia Jadi Tuan Rumah Piala Dunia U-20 FIFA 2027
Olahraga
12 jam yang lalu
UEA Dukung Indonesia Jadi Tuan Rumah Piala Dunia U-20 FIFA 2027
5
Pelita Jaya Jadi Tim Pertama Lolos BCL Asia, Coach Ahang Blak-blakan Terkait Persaingan di Next Round
Olahraga
12 jam yang lalu
Pelita Jaya Jadi Tim Pertama Lolos BCL Asia, Coach Ahang Blak-blakan Terkait Persaingan di Next Round
6
Duel Fisik dan Membaca Permainan Itu Keunggulan Sergio Ramos
Olahraga
17 jam yang lalu
Duel Fisik dan Membaca Permainan Itu Keunggulan Sergio Ramos

Ini Kalimat Terakhir Pilot Air Asia QZ8501 Sebelum Pesawat Jatuh di Selat Karimata

Ini Kalimat Terakhir Pilot Air Asia QZ8501 Sebelum Pesawat Jatuh di Selat Karimata
Puing sayap pesawat AirAsia QZ8501 yang jatuh di Laut Jawa dievakuasi di Tanjung Priok, Jakarta, 2 Maret 2015. Seluruh penumpang dan awak pesawat yang terbang dari Surabaya menuju Singapura pada 28 Desember 2014 ini dinyatakan tewas. (tempo.co)
Rabu, 02 Desember 2015 08:32 WIB
JAKARTA - Komite Nasional Keselamatan Transportasi, Selasa, 1 Desember 2015 mengeluarkan laporan akhir mengenai penyebab kecelakaan yang menimpa pesawat AirAsia QZ8501 yang menuju Singapura dari Surabaya. Dari hasil tersebut masyarakat bisa mengetahui penyebab dan kronologi dari kecelakaan pesawat tersebut.

Salah satu bagian yang menjadi perhatian adalah percakapan terakhir antara pilot dan co-pilot pesawat nahas yang jatuh pada 28 Desember 2014. Inilah isi percakapan terakhir mereka yang berhasil diungkap oleh tim dari KNKT dan diunggah di situs KNKT, Kementerian Perhubungan.

Pukul 22.57:39 (waktu UTC, atau 05,57: 39 WIB): Pramugari mengumumkan pesawat memasuki cuaca buruk.

23.04:59 (06,04:59 WIB) pilot meminta untuk sedikit membelokkan arah pesawat sebanyak 15 mil.

23.11:44 (06,11:44 WIB)Pesawat telah diidentifikasi oleh radar yang ada di Jakarta, dan pilot diminta untuk melaporkan situasi cuaca buruk di sekitarnya.

23.11:49 (06,11:49 WIB) pilot meminta izin untuk menaikkan pesawat ke posisi yang lebih tinggi kepada menara kontrol di Jakarta.

23.11:55 (06,11:55 WIB) menara kontrol menanyakan kepada pilot mengenai berapa ketinggian yang dimaksudkan.

23.12:01 (06,12:01 WIB) pilot menjawab bahwa ia meminta izin untuk naik ke ketinggian 38.000 kaki.

23.12:05 (06,12:05 WIB) menara kontrol memerintahkan kepada pilot untuk bersiap naik ke ketinggian yang dimaksud.

23.13:40 (06,13:40 WIB) terdengar suara dentingan tunggal (panggilan penumpang) suara tersebut kembali berulang pada pukul 23.15:35, dan pada pukul yang sama menara kontrol memberikan kepastian untuk pesawat naik ke ketinggian 340.

Suara berdenting kembali terdengar, masing-masing di pukul 23.16:28, 23.16:30 dan 23.16:44.

23.16:46 (06,16:46 WIB) terdengar suara yang menyerupai dimatikannya mode autopilot.

23.16:53: (06,16:53 WIB) Pilot mengatakan, "oh my God"

23.16:55 (06,16:55 WIB) terdengar suara “Stall Warning” yang merupakan tanda bahwa daya angkat pesawat sudah menurun selama 1 detik.

23.17:03 Pilot minta kopilot mendatarkan pesawat “Level, level, level,” kata sang pilot kepada co-pilotnya sebanyak 4 kali. Suasana mulai menegangkan saat itu

23.17:15 (06,17:15 WIB) “Pull down.. Pull down,” ujar sang pilot kepada co-pilotnya untuk menurunkan ketinggian pesawat. Permintaan diulangi sebanyak 4 kali.

23.17:17 (06,17:17 WIB) kembali terdengar suara alarm posisi kehilangan daya angkat (stall warning) selama 4 detik .

23.17:23 (06,17:23 WIB) suara “Stall warning” tersebut terus terdengar sampai akhir rekaman.

23.17:29 (06,17:29 WIB) kopilot mengatakan dalam bahasa Prancis, "apa yang terjadi".

23.17:33 (06,17:33 WIB) co-pilot menyatakan "TOGA" atau Take Off/Go Around.

23.17:41 (06,17:41 WIB) pilot mengatakan, "my God."

23.17:51 (06,17:51 WIB) Pilot menyatakan, “Slowly.. Slowly,” sebanyak 5 kali

23.19:58 (06,19:58 WIB) Pilot meminta kepada co-pilot untuk memilih tampilan manajemen komputer dan kemudian memilih CAPT 3.

23.20:36 (06,20:36 WIB) rekaman terhenti.

Ketua Sub Komite Kecelakaan Udara KNKT, Nurcahyo Utomo, menyatakan, dalam catatan black box tidak terlihat adanya indikasi pengaruh cuaca sebagai penyebab kejatuhan pesawat. Ia menyatakan, sebelum ditemukannya penyebab kerusakan pada pesawat tipe Airbus A320 tersebut, ada empat kali aktivasi tanda peringatan atau master caution.***

Editor:sanbas
Sumber:tempo.co
Kategori:Ragam
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/