Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Boy Pohan Berebut Tiket Wasit/Juri Tinju Olimpiade 2024 Paris
Olahraga
24 jam yang lalu
Boy Pohan Berebut Tiket Wasit/Juri Tinju Olimpiade 2024 Paris
2
Mandiri 3X3 Indonesia Tournament 2024 Disambut Antusias di Medan
Olahraga
17 jam yang lalu
Mandiri 3X3 Indonesia Tournament 2024 Disambut Antusias di Medan
3
Kejutan, Aditya Tahan Remis Unggulan Pertama di Pertamina Indonesia Grand Master Tournament 2024
Olahraga
19 jam yang lalu
Kejutan, Aditya Tahan Remis Unggulan Pertama di Pertamina Indonesia Grand Master Tournament 2024
4
UEA Dukung Indonesia Jadi Tuan Rumah Piala Dunia U-20 FIFA 2027
Olahraga
12 jam yang lalu
UEA Dukung Indonesia Jadi Tuan Rumah Piala Dunia U-20 FIFA 2027
5
Pelita Jaya Jadi Tim Pertama Lolos BCL Asia, Coach Ahang Blak-blakan Terkait Persaingan di Next Round
Olahraga
12 jam yang lalu
Pelita Jaya Jadi Tim Pertama Lolos BCL Asia, Coach Ahang Blak-blakan Terkait Persaingan di Next Round
6
Duel Fisik dan Membaca Permainan Itu Keunggulan Sergio Ramos
Olahraga
17 jam yang lalu
Duel Fisik dan Membaca Permainan Itu Keunggulan Sergio Ramos

Golkar Pecah, Sebagian Kader Akan Dukung Prabowo-Sandi

Golkar Pecah, Sebagian Kader Akan Dukung Prabowo-Sandi
Fadel Muhammad. (int)
Selasa, 21 Agustus 2018 22:34 WIB
JAKARTA - Partai Golkar tidak solid pendukung pasangan calon presiden (Capres) - calon wakil presiden (Cawapres) Joko Widodo (Jokowi) - Makruf Amin pada Pilpres 2019, karena kecewa kadernya tidak dipilih Jokowi sebagai Cawapres.

Hal itu diungkapkan politikus senior Partai Golkar Fadel Muhammad. Bahkan, menurut Fadel, internal Golkar rawan perpecahan akibat kekecewaan tersebut.

''Kita lihat bulan depan, (situasinya) agak rawanlah. Akan dibahas di rapat kerja bulan depan,'' kata Fadel Muhammad, anggota Dewan Pembina Partai Golkar di sela gladi resik penobatan sebagai Guru Besar Universitas Brawijaya Malang, Selasa (21/8) petang, seperti dikutip dari republika.co.id.

Kata Fadel, Partai Golkar memang telah menentukan pilihan pada kubu Joko Widodo. Penentuan itu setelah dalam sekian upaya agar Ketua Umum Golkar dipilih sebagai wakil presiden, pendamping Joko Widodo.

''Kita sebenarnya mengharapkan, berusaha agar Partai Golkar yang diambil sebagai Wapres. Kita bikin gerakan besar-besaran ke daerah-daerah yang ongkosnya juga mahal, supaya ketua umum Golkar yang diambil, tetapi tidak ternyata,'' katanya.

''Kita, Partai Golkar kecewa. Saya sebagai Dewan Pembina sangat kecewa, kok bukan Golkar yang diambil. Selama ini kita di parlemen itu mati-matian bela Jokowi, bahkan kita lebih membela dari PDIP. Saya bisa berani bantah bantahan, kita kecewa,'' sambungnya.

Sejak awal, Partai Golkar dengan segala dinamikanya mendukung pemerintahan Joko Widodo Jusuf Kalla. Namun memasuki periode kedua, justru Golkar tidak lagi dipilih sebagai Wakil presiden.

''Jadi kita bilang sama Jokowi, ya sudahlah kalau mau ambil Ma'ruf silakan, tapi Golkar sekarang jadi pecah,"''tegasnya.

Tidak dipilihnya Airlangga, kata Fadel, juga tidak lepas dari peran Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar yang saat itu ingin sekali menjadi pendamping Joko Widodo.

''Saya dengar dari partai lain juga, Muhaimin Iskandar yang pingin. Pak Kiai dan Muhaimin ini membuat suasana menjadi lain. Ma'ruf Amin sekarang (yang dipilih), Mahfud juga terbawa-bawa,'' katanya.

Kata Fadel, besar kemungkinan beberapa kader Partai Golkar akan mendukung pasangan lain, Prabowo Subianto-Sandiaga Uno. Karena itu, kondisi seperti di atas perlu dibahas di internal partai.

''Belum tahu, besar (kemungkian) apalagi Sandiaga Uno orang Gorontalo,'' pungkasnya.***

Editor:hasan b
Sumber:merdeka.com
Kategori:Ragam
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/