Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
BPJPH Rilis Indonesia Global Halal Fashion, Targetkan Kejayaan di Pasar Dunia
Ekonomi
5 jam yang lalu
BPJPH Rilis Indonesia Global Halal Fashion, Targetkan Kejayaan di Pasar Dunia
2
Langsung Pantau Persiapan, Menpora Dito Ingin Berikan Kado Terbaik buat Presiden Jokowi dari Olimpiade 2024 Paris
Olahraga
4 jam yang lalu
Langsung Pantau Persiapan, Menpora Dito Ingin Berikan Kado Terbaik buat Presiden Jokowi dari Olimpiade 2024 Paris
3
Cinta Laura Tetap Produktif di Bulan Ramadan
Umum
4 jam yang lalu
Cinta Laura Tetap Produktif di Bulan Ramadan
4
Dengan Tema Mawar Hitam, Pameran Busana Migi Rihasalay Pukau Pengunjung Indonesia Fashion Week 2024
Umum
3 jam yang lalu
Dengan Tema Mawar Hitam, Pameran Busana Migi Rihasalay Pukau Pengunjung Indonesia Fashion Week 2024
5
Okto Sebut Sudah 9 Atlet Lolos ke Olimpiade 2024 Paris
Olahraga
4 jam yang lalu
Okto Sebut Sudah 9 Atlet Lolos ke Olimpiade 2024 Paris
6
Nova Arianto Panggil 36 Pemain untuk Seleksi Timnas U-16 Tahap Kedua
Olahraga
2 jam yang lalu
Nova Arianto Panggil 36 Pemain untuk Seleksi Timnas U-16 Tahap Kedua
Home  /  Berita  /  GoNews Group
Wonderful Indonesia 2016

Berikut Ini Nama-nama Besar yang Bermitra Strategis dengan Kemenpar

Berikut Ini Nama-nama Besar yang Bermitra Strategis dengan Kemenpar
Menteri Pariwisata RI, Arief Yahya. (net)
Senin, 02 Mei 2016 15:46 WIB
Penulis: Daniel Caramoy
JAKARTA- Menteri Pariwisata RI, Arief Yahya terus mengumpulkan mitra-mitra strategis yang punya nama besar di pentas pariwisata dunia. Ini semakin menunjukkan, kelas Wonderful Indonesia yang semakin strategis di mata dunia internasional. Kali ini, yang tertarik bekerjasama adalah Minister for Tourism and International Education and Minister Assisting the Minister for Trade and Investment Australia, Senator the Honorary Richard Colbeck.

Dalam pertemuan di Qantas Chairmans Lounge, Bandara Kingsford Smith, Sydney, Richard Colbeck sangat antusias dengan paket kerjasama yang ditawarkan Arief Yahya. "Itu ide yang sangat bagus, kami tertarik dengan gagasan satu paket untuk dua destinasi, Indonesia-Australia," jawab Richard, menanggapi pemikiran Menpar Arief Yahya soal pasar Timur Tengah.

Kebetulan, Kemenpar memang sudah teken kesepahaman untuk menjalin kerjasama dengan Emirates dari Dubai, Uni Emirate Arab (UEA), saat Arabian Travel Market, pekan lalu. Emirates akan membuka rute penerbangan ke Lombok dan Surabaya, setelah Jakarta 14x dalam seminggu dan Bali 6x seminggu. Emirates juga sangat ingin terbang lagi, menambah slot di Jakarta dan Bali, yang saat ini rata-rata sudah hampir 80 persen terisi.

"Jika Australia tidak berkeberatan, kami akan paketkan originasi Middle East, ke Bali-Lombok, Jakarta, atau Surabaya, connect ke beberapa kota di Australia, seperti Darwin, Perth, Melbourne, Sydney, Adelaide, dan kota mana saja yang diminati," usulan Menpar Arief Yahya dalam pertemuan itu.

Pasar Middle East itu cukup besar. Ada yang menyebut 140 juta outbond dalam setahun. Lebih besar dari mainland China, yang tahun lalu 110 juta outbond. Bedanya, China itu satu negara, kalau Middle East itu banyak negara dan punya regulasi sendiri-sendiri. "Kami mau, kami akan jajaki dan bicarakan dulu, segera kita tindaklanjuti," sahut Richard.

Satu usulan lagi yang langsung direspons cepat Australia, yakni single package untuk originasi Tiongkok ke Indonesia-Australia. Richard rupanya juga melirik pasar di Balik Tembok China yang sangat potensial itu. Arief menjelaskan bahwa Indonesia baru mendapatkan 1,2 juta wisman asal Tiongkok, padahal ada 110 juta yang berwisata ke luar China setiap tahunnya. Jadi baru 1 persen saja yang terbang ke Indonesia.

Menpar Australia Richard Colbeck pun buru-buru memotong pembicaraan Arief Yahya. "Sama.. Sama.. Australia juga cuma 1 persen saja! Sama!" sahut Richard yang memang sudah pernah berkunjung ke Gedung Sapta Pesona, Kantor Kemenpar di Merdeka Barat Jakarta itu.

Dua pasar itu, Timur Tengah dan Tiongkok, cukup besar dan dibidik oleh dua negara ini, Indonesia dan Australia. Karena itu, dalam menentukan strategi penerbangan, itu sangat penting. Inilah salah satu cara Arief Yahya untuk memperbanyak flights menuju ke destinasi wisata Indonesia. "Bermitra dan berkomitmen dengan big name itu, akan menaikkan level Wonderful Indonesia di pentas dunia," kata Arief Yahya.

Australia adalah nama besar. Emirates dan Singapore Airlines juga punya nama besar. China apa lagi, sedang menjadi kekuatan ekonomi dunia. Dengan pendekatan pariwisata, Indonesia diperhitungkan dan dinilai punya berinisiatif untuk menemukan bentuk kemitraan yang strategis. "Dan semuanya mendapatkan benefit yang proporsional, tetapi tetap signifikan," kata Arief Yahya.

Richard Colbeck juga memberi lampu hijau buat Arief Yahya untuk belajar digital market place dari Negeri Kanguru itu. Senin, 2 April 2016 ini, Stafsus Bidang IT Kemenpar, Samsriyono dan Deputi Pengembangan Pemasaran Mancanegara I Gde Pitana terbang ke Canberra, ibu kota Australia untuk mendapatkan penjelasan detail bagaimana platform digital yang dimiliki Australia, skema manajemennya, operasional dan regulasinya, dan proses membangunnya.

Seperti diketahui, Arief Yahya memang ingin mengembangkan digital market place Indonesia menjadi salah satunyang terbaik di dunia. Ujungnya adalah memberi kemudahan pada costumers untuk menjangkau Indonesia. Lebih mudah, lebih murah, lebih dekat, lebih cepat, lebih meyakinkan. "Tidak ada jalan lain, kecuali go digital. (*/dnl)

wwwwwwhttps://green.radenintan.ac.id/max/https://bkpsdm.tanahlautkab.go.id/galaxy/https://143.198.234.52/sonic77