Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Boy Pohan Berebut Tiket Wasit/Juri Tinju Olimpiade 2024 Paris
Olahraga
13 jam yang lalu
Boy Pohan Berebut Tiket Wasit/Juri Tinju Olimpiade 2024 Paris
2
Kejutan, Aditya Tahan Remis Unggulan Pertama di Pertamina Indonesia Grand Master Tournament 2024
Olahraga
9 jam yang lalu
Kejutan, Aditya Tahan Remis Unggulan Pertama di Pertamina Indonesia Grand Master Tournament 2024
3
Mandiri 3X3 Indonesia Tournament 2024 Disambut Antusias di Medan
Olahraga
7 jam yang lalu
Mandiri 3X3 Indonesia Tournament 2024 Disambut Antusias di Medan
4
UEA Dukung Indonesia Jadi Tuan Rumah Piala Dunia U-20 FIFA 2027
Olahraga
2 jam yang lalu
UEA Dukung Indonesia Jadi Tuan Rumah Piala Dunia U-20 FIFA 2027
5
Duel Fisik dan Membaca Permainan Itu Keunggulan Sergio Ramos
Olahraga
6 jam yang lalu
Duel Fisik dan Membaca Permainan Itu Keunggulan Sergio Ramos
6
Pelita Jaya Jadi Tim Pertama Lolos BCL Asia, Coach Ahang Blak-blakan Terkait Persaingan di Next Round
Olahraga
1 jam yang lalu
Pelita Jaya Jadi Tim Pertama Lolos BCL Asia, Coach Ahang Blak-blakan Terkait Persaingan di Next Round
Home  /  Berita  /  GoNews Group

Minat Baca Masyarakat Rendah, Ini Saran Komisi X DPR ke Pemerintah

Minat Baca Masyarakat Rendah, Ini Saran Komisi X DPR ke Pemerintah
Anggota Komisi X DPR, Abdul Fikri Fakih saat meninjau Taman Baca di Lombok. (istimewa)
Kamis, 08 Februari 2018 14:31 WIB
Penulis: Muslikhin Effendy
JAKARTA - Minat baca masyarakat Indonesia masih tergolong rendah bahkan memprihatinkan. Indonesia berada pada peringkat 60 dari 61 negara.

Abdul Fikri, Wakil Ketua Komisi X DPR RI menilai, pemerintah perlu serius dalam mendorong minat baca masyarakat dari bawah.

"Taman Baca Masyarakat (TBM) sangat penting. Keberadaan TBM di tengah-tengah masyarakat menjadi upaya untuk mempermudah akses terhadap buku bagi masyarakat. Tetapi, yang kami temukan, TBM yang didirikan Kemendikbud tidak memiliki sarana dan prasarana yang memadai. Baik dari buku, rak, dan fasilitas lainnya,” ujarnya dalam kunjungan kerja spesifik Komisi X DPR RI ke Lombok, Rabu (7/2).

Lebih lanjut, Fikri menyebutkan bahwa pemerintah perlu serius dalam mengatasi rendahnya minat baca ini. Di antaranya adalah dengan penguatan TBM dan juga perpustakaan-perpustakaan yang ada di tengah-tengah masyarakat mengingat sarana tersebutlah yang menjadi ujung tombak bagi akses masyarakat terhadap buku.

Namun, selain persoalan sarana prasarana, Fikri menilai persoalan terkait sumber daya manusia (SDM) dalam bidang ini juga masih dibayangi masalah. Pasalnya, saat ini porsi dari Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Kemenpan-RB) mengenai jabatan fungsional termasuk bagi pustakawan belum memadai sesuai dengan kebutuhan.

Selain itu, berdasarkan Permenristekdikti Nomor 49/2015 level mereka hanya sampai pada level madya. "Pustakawan yang sebelumnya sudah menjadi pustakawan utama, harus turun levelnya, bahkan tunjangannya pun harus dikembalikan," urai anggota dari Fraksi Partai Keadilan Sejahtera ini.

Menurut Fikri, perlu koordinasi antar kementerian dan lembaga yakni Perpusnas, Kemendikbud, Kemendesa dan Kemendagri, untuk membuat skema penguatan akses baca kepada masyarakat.

Dengan koordinasi lintas kementerian tersebut, Fikri berharap upaya menumbuhkan minat baca masyarakat dapat lebih serius tergarap dan angkat literasi masyarakat Indonesia menjadi lebih baik dalam beberapa tahun ke depan. ***

wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/