Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Dengan Tema Mawar Hitam, Pameran Busana Migi Rihasalay Pukau Pengunjung Indonesia Fashion Week 2024
Umum
7 jam yang lalu
Dengan Tema Mawar Hitam, Pameran Busana Migi Rihasalay Pukau Pengunjung Indonesia Fashion Week 2024
2
Langsung Pantau Persiapan, Menpora Dito Ingin Berikan Kado Terbaik buat Presiden Jokowi dari Olimpiade 2024 Paris
Olahraga
8 jam yang lalu
Langsung Pantau Persiapan, Menpora Dito Ingin Berikan Kado Terbaik buat Presiden Jokowi dari Olimpiade 2024 Paris
3
Nova Arianto Panggil 36 Pemain untuk Seleksi Timnas U-16 Tahap Kedua
Olahraga
6 jam yang lalu
Nova Arianto Panggil 36 Pemain untuk Seleksi Timnas U-16 Tahap Kedua
4
Cinta Laura Tetap Produktif di Bulan Ramadan
Umum
8 jam yang lalu
Cinta Laura Tetap Produktif di Bulan Ramadan
5
BPJPH Rilis Indonesia Global Halal Fashion, Targetkan Kejayaan di Pasar Dunia
Ekonomi
9 jam yang lalu
BPJPH Rilis Indonesia Global Halal Fashion, Targetkan Kejayaan di Pasar Dunia
6
Mahesa Jenar Terlecut Dukungan Panser Biru
Olahraga
6 jam yang lalu
Mahesa Jenar Terlecut Dukungan Panser Biru
Home  /  Berita  /  GoNews Group

Musim Angin Saitak, Nelayan Rohil Enggan Melaut

Musim Angin Saitak, Nelayan Rohil Enggan Melaut
Rabu, 05 Desember 2018 21:28 WIB
Penulis: Amrial
BAGANSIAPIAPI - Nelayan Bagansiapiapi, Rokan Hilir, Riau, kembali enggan melaut akibat datangnya angin musim barat atau warga Tionghoa menyebutnya angin Saitak. Akibatnya, hampir 50 persen nelayan kehilangan mata pencaharian.

''Diperkirakan, hampir 50 persen nelayan Bagansiapiapi tidak melaut. Sekarang aja ikan sudah mulai mahal," kata ketua Pokmaswas Nelayan Jaya, Jumadi kepada GoRiau.com, Rabu (5/12/2018) di Bagansiapiapi, Kabupaten Rokan Hilir, Riau.

Dia menyebutkan, nelayan tak bisa melaut jika kondisi cuaca terus berubah menjadi ekstrim. Menurutnya, angin musim barat sangat berbeda dengan angin musim timur dan dampak dari angin musim barat, menimbulkan gelombang yang tidak menentu.

''Ketinggian ombak bisa mencapai 2 meter lebih, terutama yang berada di Selat Malaka," katanya.

Dikatakan Jumadi, pagi hari cuaca tenang, namun menjelang siang hari gelombang tinggi melanda perairan. Sebagai nelayan. mereka sangat khawatir karena bisa kehilangan mata pencaharian apalagi angin musim barat tidak bisa diprediksi kapan berhentinya.

Dia mengaku, biasanya jika musim angin barat tiba, nelayan lebih banyak menganggur dan paling juga membetulkan jaring yang robek atau merenovasi perahu. Jika punya lahan, mereka akan pergi kekebun untuk mengatasi kekurangan kebutuhan keluarga.

''Sudah dua trip nelayan tidak melaut. Diantara mereka, ada juga yang nekad turun melaut," katanya.

Menurut Jumadi, meski ombak terpantau masih tinggi disertai angin kencang, hingga kini belum ada himbauan dari pihak Polair memberikan himbauan kepada nelayan agar tidak melaut. ***

wwwwwwhttps://green.radenintan.ac.id/max/https://bkpsdm.tanahlautkab.go.id/galaxy/https://143.198.234.52/sonic77