Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Lewat Permainan Kreatif, Adit Taklukan Uzair di Babak Kelima
Olahraga
20 jam yang lalu
Lewat Permainan Kreatif, Adit Taklukan Uzair di Babak Kelima
2
KPU DKI Gelar Sayembara Maskot dan Jingle Pemilihan Gubernur Jakarta
Pemerintahan
20 jam yang lalu
KPU DKI Gelar Sayembara Maskot dan Jingle Pemilihan Gubernur Jakarta
3
Jet Pribadi Sandra Dewi Diselidiki Kejagung dalam Kasus Korupsi PT Timah
Hukum
20 jam yang lalu
Jet Pribadi Sandra Dewi Diselidiki Kejagung dalam Kasus Korupsi PT Timah
4
Johnny Depp Berencana Beli Kastil Tua Bersejarah di Italia
Umum
19 jam yang lalu
Johnny Depp Berencana Beli Kastil Tua Bersejarah di Italia
5
Ditanya Kemungkinan Rujuk dengan Farhat Abbas, Nia Daniaty Pilih Bungkam
Umum
20 jam yang lalu
Ditanya Kemungkinan Rujuk dengan Farhat Abbas, Nia Daniaty Pilih Bungkam
6
PJ Gubernur Ribka Haluk Buka UKW Perdana Papua Tengah
Umum
19 jam yang lalu
PJ Gubernur Ribka Haluk Buka UKW Perdana Papua Tengah
Home  /  Berita  /  GoNews Group

KPU Izinkan Kandidat Capres Bawa Contekan, Fahri Hamzah: Plis Stop Sandiwara Ini

KPU Izinkan Kandidat Capres Bawa Contekan, Fahri Hamzah: Plis Stop Sandiwara Ini
Wakil Ketua DPR RI, Fahri Hamzah. (GoNews.co/Muslikhin)
Jum'at, 18 Januari 2019 15:18 WIB
Penulis: Muslikhin Effendy
JAKARTA – Wakil Ketua DPR RI, Fahri Hamzah mengaku kecewa dengan performance Debat Pertama Pilpres 2019 yang digelar Komisi Pemilihan Umum (KPU), Kamis malam (17/1/2019) di Hotel Bidakara, Pancoran, Jakarta.

Sebab KPU tidak saja memberikan kisi-kisi kepada dua kandidat, tetapi membolehkan kandidat capres membawa contekan saat dilangsungkannya debat.

"Kecewa saya sama panggung Debat Pertama Pilpres 2019 malam ini. Apalagi, KPU membolehkan kandiat untuk membawa contekan saat debat, sehingga wajah kandidat sering melihat ke bawah (nyontek), dan tidak menyimak, akhirnya jawaban nggak nyambung," sebut Fahri Hamzah dihubungi, Jumat (18/1/2019).

Lanjut Fahri, akibat terlalu sibuk melihat ‘contekan’, kandidat tidak menyimak pertanyaan ataupun sanggahan dari lawan debatnya, sehinggah jawaban terkadang tidak sesuai seperti yang diharapkan. Karena itu, dirinya meminta KPU selaku penyelenggara untuk segera merubah aturan mainnya pada debat berikut.

"Plis stop sandiwara ini. Rakyat jangan dibodohi. Belum lagi, kosa kata yang keluar dari moderator ini kayak anak-anak, seperti 'Mohon capres mengucapkan pujian kepada calon lain ya dan menyampaikan pesan damai.' Maksudnya apa sih? Memang rakyat rusuh apa? Di bawah santai aja kok,” imbuhnya.

Karena itu, dirinyai menyarankan agar dalam debat ke depan KPU memberikan kandidat waktu yang panjang untuk memaparkan narasinya, tidak membawa catatan kecil ataupun tablet dan memberikan waktu untuk saling menyela antar kandidat

"Kalau takut ramai gak usah bawa timses, di studio TV aja, gak usah kasi waktu 2-3 menit biar mereka olah narasi sendiri, Stop bawa catatan baik kertas maupun tablet dan kasih waktu saling potong antar kandidat," harapnya.

Karena itu, dirinya meminta kepada KPU untuk merubah aturan mainnya, dalam debat-debat yang masih tersisa empat kali. Selain itu, Fahri juga menyarankan agar dalam debat ke depan KPU memberikan kandidat waktu yang panjang untuk memaparkan narasinya, tidak membawa catatan kecil ataupun tablet dan memberikan waktu untuk saling menyela antar kandidat.

"Kalau takut ramai nggak usah bawa timses, cukup di studio TV aja, nggak usah kasi waktu 2-3 menit biar mereka olah narasi sendiri. Ayo KPU ubah ini, dan jangan menipu kita!" tegas politisi PKS itu, yang juga memprotes KPU karena telah melakukan drama seperti itu, sehingga calon presiden bisa bersembunyi di balik pertanyaan dan jawaban serta kisi-kisi yang telah dihafal.

Jika debat-debat berikutnya masih seperti debat pertama, Fahri pun membandingkan bahwa debat Capres-Cawapres yang digarap KPU itu, tidak lebih dari cerdas cermat anak SMP dan SMA. Selain itu, calon presiden juga tidak perlu dibantu atau dilindungi dalam debat, tetapi biarkan mereka ditelanjangi oleh kata-kata mereka sendiri.

"Mereka jangan lagi membaca tulisan orang. Biar keluar apa yang sebenarnya ada dalam kepala, dalam hati dan dalam impian mereka. Jangan dibela!. Kan, momentum ini hanya sebatas adu argumen dan gagasan untuk kepentingan rakyat sehingga rakyat tahu kualitas pimpinan mereka," cetusnya.

Di lain sisi, Fahri Hamzah menyarankan KPU agar para pejabat dan pimpinan lembaga negara khususnya yudikatif tidak perlu lagi diajak nonton di Studio. Belum lagi pembisik dan tukang antar bocoran wiira-wiri ramai seperti coach/pelatih pertandingan tinju kelas layang.

"Biarkan aja dia sendiri saling berhadapan. Biar kelihatan siapa yang mandiri dan siapa yang tidak mandiri. Biar saling timpa aja ! Ini cuma adu mulut kok. Takut amat. Sekali lagi, ini kepentingan rakyat. Bukan KPU atau kandidat. Rakyat perlu tahu siapa yang akan mimpin mereka," pungkasnya.***

wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/