Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Boy Pohan Berebut Tiket Wasit/Juri Tinju Olimpiade 2024 Paris
Olahraga
18 jam yang lalu
Boy Pohan Berebut Tiket Wasit/Juri Tinju Olimpiade 2024 Paris
2
Mandiri 3X3 Indonesia Tournament 2024 Disambut Antusias di Medan
Olahraga
11 jam yang lalu
Mandiri 3X3 Indonesia Tournament 2024 Disambut Antusias di Medan
3
Kejutan, Aditya Tahan Remis Unggulan Pertama di Pertamina Indonesia Grand Master Tournament 2024
Olahraga
13 jam yang lalu
Kejutan, Aditya Tahan Remis Unggulan Pertama di Pertamina Indonesia Grand Master Tournament 2024
4
UEA Dukung Indonesia Jadi Tuan Rumah Piala Dunia U-20 FIFA 2027
Olahraga
6 jam yang lalu
UEA Dukung Indonesia Jadi Tuan Rumah Piala Dunia U-20 FIFA 2027
5
Pelita Jaya Jadi Tim Pertama Lolos BCL Asia, Coach Ahang Blak-blakan Terkait Persaingan di Next Round
Olahraga
6 jam yang lalu
Pelita Jaya Jadi Tim Pertama Lolos BCL Asia, Coach Ahang Blak-blakan Terkait Persaingan di Next Round
6
Duel Fisik dan Membaca Permainan Itu Keunggulan Sergio Ramos
Olahraga
11 jam yang lalu
Duel Fisik dan Membaca Permainan Itu Keunggulan Sergio Ramos
Home  /  Berita  /  GoNews Group

Bahasa China Segera Masuk ke Materi Pendidikan di Arab Saudi

Bahasa China Segera Masuk ke Materi Pendidikan di Arab Saudi
Ilustrasi: Ist.
Rabu, 22 Januari 2020 16:50 WIB
JAKARTA - Kerajaan Arab Saudi akan memasukkan bahasa China atau bahasa Mandarin sebagai bahasa ketiga yang diajarkan di setiap sekolah dan universitas.

Berbagai sumber menyebut, pengajaran bahasa Mandarin ini sebagai upaya meningkatkan persahabatan dan kerjasama antara Riyadh dan Beijing.

Sindonews.com melansir, masuknya bahasa China ke kurikulum pendidikan di Arab Saudi ini adalah hasil langsung dari kunjungan Putra Mahkota Mohammad bin Salman ke Beijing Februari 2019 lalu, dimana ia menandatangani sejumlah perjanjian dan nota kesepahaman di bidang energi, investasi, transportasi dan teknologi, yang kesemuanya diharapkan membawa hubungan bilateral ke level yang lebih tinggi.

China dilaporkan akan mendanai sebagian dari program bahasa, yang diperkirakan akan membuka pintu bagi warga negara Arab Saudi untuk mengisi sekitar 50.000 pekerjaan.

Anggota Dewan Direksi Masyarakat Saudi untuk Ilmu Politik, Suliman al-Ogaily, mengatakan kepada The Media Line bahwa langkah itu bagian dari kebijakan keterbukaan baru dalam mendukung program Saudi Vision 2030, sebuah rencana yang bertujuan untuk mendiversifikasi sumber-sumber pendapatan nasional dan restrukturisasi ekonomi dari minyak.

“Ini adalah keputusan yang bertujuan mempromosikan keanekaragaman budaya dan memperluas konsep pendidikan untuk mencapai tingkat interaksi dengan kekuatan ekonomi China yang melampaui impor dan ekspor, hingga investasi bersama serta pariwisata China," kata Ogaily di The Jerusalem Post, dikutip GoNews.co dari Jakarta Rabu (22/1/2020).***

Editor:Muhammad Dzulfiqar
Kategori:GoNews Group, Pendidikan, DKI Jakarta
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/