Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Mila Kunis dan Ashton Kutcher Tolak Perankan Kembali Film "That '90s Show" Season 2
Umum
10 jam yang lalu
Mila Kunis dan Ashton Kutcher Tolak Perankan Kembali Film That 90s Show Season 2
2
Soal Berbagi Sembako, Inul Daratista Balas Kritikan Netizen
Umum
10 jam yang lalu
Soal Berbagi Sembako, Inul Daratista Balas Kritikan Netizen
3
Perjuangan Melawan Penyakit SPS, Celine Dion Berharap Mukjizat
Umum
10 jam yang lalu
Perjuangan Melawan Penyakit SPS, Celine Dion Berharap Mukjizat
4
KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran PPK Untuk Pilkada
Pemerintahan
10 jam yang lalu
KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran PPK Untuk Pilkada
5
Susanto Jinakkan Torre Lewat Jebakan Krisis Waktu
Olahraga
8 jam yang lalu
Susanto Jinakkan Torre Lewat Jebakan Krisis Waktu
6
Dapak Izin SC Heerenveen, Nathan Siap Bela Timnas U 23 Indonesia Hadapi Korsel
Olahraga
10 jam yang lalu
Dapak Izin SC Heerenveen, Nathan Siap Bela Timnas U 23 Indonesia Hadapi Korsel
Home  /  Berita  /  Politik

Hanya Tiga Negara Lakukan Penelitian Jenis Vaksin Nusantara, Komisi IX DPR Minta Dukungan

Hanya Tiga Negara Lakukan Penelitian Jenis Vaksin Nusantara, Komisi IX DPR Minta Dukungan
Anggota Komisi IX DPR, Nur Yasin dalam diskusi publik di Gedung DPR RI, Kamis (18/3/2021). (foto: GoNews.co)
Kamis, 18 Maret 2021 15:57 WIB
Penulis: Muslikhin Effendy
JAKARTA - Anggota Komisi IX DPR RI Nur Yasin meminta seluruh pihak mendukung proses uji klinis vaksin Nusantara yang saat ini sedang berlangsung. Pasalnya, penelitian terhadap jenis vaksin Nusantara ini hanya dilakukan oleh tiga negara di dunia, yakni Indonesia-Amerika, China dan China.

"Jenis vaksin Nusantara ini hanya diteliti oleh tiga negara di dunia, yakni Indonesia (ada Amerika juga, China dan China. Selayaknya itu tetap didukung, dan kami akan bersuara terus di Komisi IX," kata Nur Yasin dalam diskusi publik di Gedung DPR RI, Kamis (18/3/2021).

Dikatakan politisi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) ini, dirinya beserta sembilan rekannya di Komisi IX DPR sudah mendaftarkan diri menjadi relawan uji klinis vaksin Nusantara tahap dua, jika hal Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) sudah memberikan rekomendasi uji klinis.

"Jika sudah fase satu selesai dan masuk fase dua, kami (9 Anggota Komisi IX) akan menjadi relawan," ucapnya.

Meski memberikan dukungan penuh terhadap pengembangan vaksin Nusantara, Nur Yasin tetap mengakui ada sisi kelemahan dari vaksin yang diinisiasi oleh mantan Menteri Kesehatan dr. Terawan Agus Putranto ini, yakni lambatnya dilakukan vaksinasi karena proses vaksinasinya harus mengambil darah dan kembali disuntik ke tubuh manusia.

"Covid-19 ini kan bergerak terus, saya berharap ini harus segera, memang vaksin nusantara ini ada plus minusnya kalau kontes sekarang agak lambat untuk vaksinasi, tapi secara keilmuan ini perlu," tandasnya.

"Karena misalnya ada orang mengalami hambatan atau tidak bisa divaksin, dengan cara ini bisa divaksin, sehingga menurut saya untuk hasanah kekayaan ilmu tentang vaksin di Indonesia sangat layak," tambahnya.

Nur Yasin pun mengakui bahwa hingga kini Komisi IX DPR belum menerima hasil uji klinis tahap satu dari BPOM.

"Untuk hasil uji klinis tahap satu vaksin Nusantara DPR belum menerima karena menunggu rekomendasi dari BPOM uji tahap pertama. Itu tiga hari yang lalu, tapi harus diketahui Covid ini bergerak terus siapa tau," pungkasnya.

Diketahui, kabarnya BPOM hari ini telah melakukan uji klinis tahap satu vaksin Nusantara di Hotel Cemara, Jakarta. Langkah uji klinis yang terkesan sembunyi ini menjadi tanda tanya besar di tengah-tengah publik.***

wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/