Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
5 Rekomendasi Sepatu Puma di Blibli
Umum
10 jam yang lalu
5 Rekomendasi Sepatu Puma di Blibli
2
Munir Arysad Minta Rekrutmen PJLP dan TA Prioritaskan Warga Jakarta
Pemerintahan
1 jam yang lalu
Munir Arysad Minta Rekrutmen PJLP dan TA Prioritaskan Warga Jakarta
3
Komisi B DPRD DKI Bahas Pra RKPD Tahun 2025
Umum
1 jam yang lalu
Komisi B DPRD DKI Bahas Pra RKPD Tahun 2025
Home  /  Berita  /  Peristiwa

Sempat Diguyur Hujan, Gringgingsari Bersholawat Disesaki Ribuan Pengunjung

Sempat Diguyur Hujan, Gringgingsari Bersholawat Disesaki Ribuan Pengunjung
Gringgingsari Bersholawat. (Foto: GoNews)
Kamis, 22 Desember 2022 00:07 WIB
Penulis: Muslikhin Effendy
BATANG - Meski sempat diguyur hujan, tidak menyurutkan ribuan masyarakat di Kabupaten Batang, Jawa Tengah yang berbondong-bodong memadati peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW sekaligus Haul Syekh Abdul Qodir Jailani di Desa Gringgingsari, Rabu (21/12/2022) malam.

Dari pantauan GoNews.co ribuan masyarakat tersebut sudah hadir sejak pukul 18:00, padahal acara tersebut baru dimulai habis solat isya atau sekitar pukul 19.30 WIB. Tampak juga sejumlah panitia termasuk Banser NU, hilir mudik mengatur posisi para pengunjung.

Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW dan Haul Syekh Abdul Qodir Jailani di Desa Gringgingsari ini merupakan rangkaian Kanzus Solawat yang dipimpin Habib Lutfi bin Yahya dari Pekalongan.

Hadir sebagai penceramah KH Zimam Hanifun Nusuk dari Pekalongan dan Habib Sodiq bin Jakfar Baharun dari Jepara.

Sebelum keduanya memberikan tausyiah, acara dimulai penampilan group "Solawat Lantunan Mutiara" dari Pekalongan.

Pembacaan solawat yang diiringi rebana juga sempat 'Menghipnotis' pengunjung. Dari muda-mudi hingga orang tua hanyut mengikuti bait demi bait syair yang dilantunkan dari atas panggung.

Tampak juga hadir Kepala Desa Gringgingsari Khoirudin, Kapolres Batang yang dalam hal ini diwakili Wakapolsek Wonotunggal, Ipda Much Mutakin, kemudian hadir juga Habib Husain Alatos dari kota Tegal, Habib Umar Al Habsy dari Tegal, Habib Abdurrohman Basiban dan Habib Muhamad bin Ibrohim Asegaf.

Sementara Rais Aam Jamiyah Ahlit Thariqah Al-Mu’tabarah An-Nahdliyah (Jatman) Habib Muhammad Lutfi bin Yahya berhalangan hadir.

Untuk diketahui, Maulid Nabi SAW di Kanzus Sholawat memiliki sejarahnya yang panjang. Maulana al-Habib Luthfi adalah penerus dari Sayyid Toha yang bergelar Sayyid Thohir (al-Habib Toha bin Muhammad al-Qadli bin Yahya).

Sayyid Toha pertama kali masuk Indonesia berda’wah dengan gerakan maulid Nabi SAW. Ada yang pakai terbang, ada juga yang pakai gendang jawan. Pada waktu itu belum ada Simthud durar . Yang populer masuk Indonesia Barzanji, ad-Diba’. Maulid Ahzab belum masuk, karena Sayyid Muhammad Ahzab hidup di abad 18, sedangkan Habib Toha hidup di abad 17. Kalau dijumlah, total kitab maulid itu sekitar 360 kitab.

Habib Toha wafat tahun 1202 H. Pertama kali Beliau tinggal di Penang Malaysia. Di zamannya, beliau terkenal sebagai ulama yang sangat ‘alim ‘allamah ahli hadits dan ahli fiqih. Dari Penang kemudian da’wah di Banten, Cirebon, Surabaya, dan terakhir di Semarang. Beliau wafat dan dimakamkan di Depok Semarang, wa qiila di Penang. Beliau punya anak 14 yang terdiri atas 11 laki-laki, dan 3 perempuan. Semuanya itu menjadi awliyaa dan ulama besar.

Lalu maulid diteruskan oleh putra-putra beliau, terutama oleh Habib Hasan Kramat Jati Semarang. Habib Hasan pernah tinggal di Pekalongan. Beliau dimakamkan di Semarang. Semasa hidupnya Beliau berjuang melawan penjajah Belanda dan disegani. Perjuangan beliau di kawasan pantura, dan beliau dijuluki Singa Barong.

Setelah Habib Hasan wafat, maulid diteruskan oleh Habib Toha Ciledug dan adik-adik Habib Toha (Habib Toha bin Hasan adalah putra pertama). Dan kemudian diteruskan oleh putra-putra Habib Toha, diantaranya yaitu Habib Hasyim yang ‘alim ‘allamah, yang wafat dan dimakamkan di Madinah. Lalu Habib Muhsin bin Toha yang berda’wah di Kutai Kalimantan yang wafat dan dimakamkan di Pulau Sinumpak Kalimantan.

Kemudian di teruskan juga oleh Habib Umar bin Toha. Dulu Habib Umar tinggal di Sindanglaut Cirebon. Beliau yang pertama kali membuka pesantren dan melahirkan ulama-ulama besar, khususnya ulama di kawasan Cirebon dan Jawa Barat.

Setelah Habib Umar wafat diteruskan oleh putra dan putri beliau. Diantaranya Habib Hasyim di Pekalongan. Habib Hasyim itu kalangan Habaib yang mendirikan pesantren dan madrasah di wilayah Pekalongan. Sebelum Habib Hasyim banyak pula Pesantren yang melahirkan ulama, seperti Kiai Khomsah Landungsari, Kiai Aghuts Kenayagan, Kiai Murtadlo Sampangan, Kiai Abdul Aziz Banyurip, dan para Kiai tersebut termasuk mensyiarkan maulid Nabi SAW.

Dari Habib Hasyim, para kiai merintis da’wah, diantaranya melalui maulid Nabi SAW, sehingga masyarakat mengenal lebih jauh apa itu Islam, mengerti al-Quran, dan sebagainya dalam Syariat Allah Ta’ala, serta mengenal pembawa al-Quran ialah Baginda Nabi SAW, yang sehingga melahirkan muhibbiin, artinya cinta pada Rasul, pasti cinta pada Allah. Bila tumbuh cinta pada Allah dan Rasul, akan cinta pada al-Quran dan akan lebih berpegang teguh kepada Kitabullah dan Sunnah Rasul SAW.

Di zaman itu, maulid terbesar di Jawa adalah di Habib Abdullah bin Muhsin Bogor, dan Habib Hasyim bin Umar Pekalongan. Sehingga di Zaman tersebut khusus di Habib Hasyim (masjid An-Nur Pekalongan) dari mulai simpang empat sampai simpang empat terhampar permadani dan tikar di sepanjang jalan. Tidak cukup itu saja, hiasan-hiasan mewarnai tempat dan menjadi keindahan tempat maulid.

Dalam maulid, Habib Hasyim tidak memungut bantuan. Kekayaan Habib Hasyim dicurahkan atau dititikberatkan untuk dunia pendidikan dan da’wah. Penghasilan Habib Hasyim adalah dari Indramayu, tenpat kelahiran beliau, dari pertanian yang cukup luas, dan juga bisnis yang lainnya.

Pada saat wafatnya Habib Hasyim, yang ditinggalkan oleh Habib Hasyim hanyalah masjid, pesantren, madrasah, dan kitab-kitab beberapa lemari, serta dua jubah, satu jubah untuk shalat, satu yang lainnya dipakai saat beliau wafat. Pakaian Habib Hasyim yang baru-baru banyak diberikan pada yang tidak mampu. Habib Hasyim dalam mendidik putra-putra dan santri-santri, beliau tidak memberikan ikan, tapi memberi kail. Maka putra-putra dan murid-murid Habib Hasyim militan dalam da’wah.

Sebelum mendirikan pesantren, da’wah Habib Hasyim dengan masuk ke desa-desa, mengajar di desa-desa, membangun mushala di desa-desa di wilayah Pekalongan. Baru pada tahun 1301 H membuat pesantren. Dari sejak muda, hidup dan dunia Habib Hasyim untuk kepentingan agama.

Dari tahun didirikannya pesantren, perkembangan maulid mulai pesat dan ramai di Pekalongan, sehingga menimbulkan kecurigaan di pihak penjajah, namun sulit untuk dihentikan, karena dari pandangan penjajah, maulid yang diadakan Habib Hasyim tidak memiliki tendensi politik.

Pada waktu itu, Habib Hasyim mempunyai pengaruh yang sangat besar, diantaranya Mbah Kyai Hasyim Asy’ari dan Mbah Kyai Amir yang terkenal sebagai orang yang ‘allamah, dan tokoh-tokoh besar lainnya yang menjadikan Habib Hasyim sebagai rujukan. Sehingga pihak penjajah pun berhati-hati dalam menghadapi Habib Hasyim.

Setelah Habib Hasyim wafat, maulid ini diteruskan oleh putra-putri dan menantu, walaupun tidak sebesar zamannya Habib Hasyim. Sehingga maulid itu terus berjalan sampai sekarang yang diteruskan oleh cucu Habib Hasyim, walaupun di tempat lain dengan melalui rintisan yang cukup berat.

Pertama kali saya (Maulana al-Habib Luthfi) mengajar itu lima anak kecil-kecil di Keputran, dan kemudian menjadi banyak dengan da’wah di Pekalongan sampai Jawa Barat.

Maulid dirintis dari berapa puluh orang dulu sampai menjadi besar, apalagi setelah terbangunnya gedung sholawat. Dari situ mulai berkembang rangkaian maulid Nabi SAW Kanzus Sholawat.

Tujuan maulid untuk melestarikan bangunan muhibbiin (pecinta Nabi SAW). Karena dengan membangun cinta tersebut, paling tidak akan membuahkan menjauhkan dari perbuatan-perbuatan yang tidak disukai Allah dan Rasul SAW.

Buah dari maulid akan lebih banyak menguak sejarah mutiara-mutiara dari sahabat sampai ulama pewaris Nabi SAW dan pejuang bangsa. Apalagi di zaman seperti sekarang ini, hampir banyak yang melupakan sejarah. Hal yang demikian sangat mengkhawatirkan. Bila umat atau bangsa ini sudah kepaten obor.

Apakah ada dalilnya maulid dan sejarah? Jawabnya ringkas saja, memperingati riwayat hidup orang baik itu baik atau tidak? Apalagi di dalam al-Quran itu sendiri menceritakan kelahiran Nabi Isa as., Nabi Yahya as., Nabi Musa as., Nabi Yusuf as., dan ada beberapa surat namanya nama ulama dan seorang waliyyah diantaranya surat al-kahfi, luqman, dan maryam. Ash-habul kahfi itu ulama, juga sayyidah Maryam bukan Nabi perempuan. Begitu pula al-Quran menceritakan Sayyidah Asiyah yang muminah dan waliyyah yang merawat Nabi Musa as. Andai riwayat kelahiran Nabi Muhammad SAW tidak tercantum di Al-Quran, apakah beliau-beliau itu lebih mulya dari Baginda Nabi Muhammad SAW?

Habib Luthfi bin Yahya mengajak masyarakat belajar mengajak menambah rasa memiliki bersama apa yang di bawa oleh Baginda Nabi SAW dan Nabi SAW sendiri, dengan mengundang tokoh-tokoh dan masyarakat. Menambah wibawa umat Islam karena mau berpegang pada akhlaqul karimah, menjadi kepanjangan tangan Nabi SAW dalam rahmatan lil ‘alamin.

Dengan maulid melahirkan semangat dalam menambah bangunan-bangunan dalam Islam, artinya dalam berda’wah dan menambah sarana pendidikan dan memperkokoh umat dan bangsa, sehingga siap untuk menjawab tantangan umat dan bangsa.***

wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/