Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Lawan Bali United, Thomas Doll Harapkan Pemain Persija Jakarta Bugar
Olahraga
18 jam yang lalu
Lawan Bali United, Thomas Doll Harapkan Pemain Persija Jakarta Bugar
2
Persis Solo Pantau Fisik Pemain Selama Ramadan
Olahraga
18 jam yang lalu
Persis Solo Pantau Fisik Pemain Selama Ramadan
3
Dengan Tema Mawar Hitam, Pameran Busana Migi Rihasalay Pukau Pengunjung Indonesia Fashion Week 2024
Umum
19 jam yang lalu
Dengan Tema Mawar Hitam, Pameran Busana Migi Rihasalay Pukau Pengunjung Indonesia Fashion Week 2024
4
Nova Arianto Panggil 36 Pemain untuk Seleksi Timnas U-16 Tahap Kedua
Olahraga
19 jam yang lalu
Nova Arianto Panggil 36 Pemain untuk Seleksi Timnas U-16 Tahap Kedua
5
Cinta Laura Tetap Produktif di Bulan Ramadan
Umum
20 jam yang lalu
Cinta Laura Tetap Produktif di Bulan Ramadan
6
Ilhamsyah Bersyukur Menit Bermain Bertambah
Olahraga
18 jam yang lalu
Ilhamsyah Bersyukur Menit Bermain Bertambah
Home  /  Berita  /  Nasional

Saling Sindir Pasca Komentar Ngawur Puan, PD Sebut Kepemimpinan Mulyadi Lebih Baik Dibanding Hasto

Saling Sindir Pasca Komentar Ngawur Puan, PD Sebut Kepemimpinan Mulyadi Lebih Baik Dibanding Hasto
Wasekjen PD Jansen Sitindaon. (akurat.co)
Senin, 07 September 2020 09:42 WIB

JAKARTA - PDIP dan Partai Demokrat (PD) saling sindir pasca pasangan calon gubernur dan wakil gubernur Sumatera Barat (Sumbar) Mulyadi-Ali Mukhni mengembalikan surat dukungan PDIP.

Pasangan Mulyadi-Ali Mukhni mengembalikan dukungan ke PDIP setelah komentar ngawur Ketua PDIP Puan Maharani memicu kemarahan masyarakat Sumbar.

Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto menyebut Mulyadi tidak memiliki sikap yang kokoh sebagai pemimpin karena mengembalikan dukungan PDIP tersebut.

PD membalas sindiran Hasto tersebut, dengan mengatakan, kepemimpinan Mulyadi justru lebih baik dari Hasto.

''Pihak PDIP dan Mbak Puan yang salah bicara malah nyerempetnya ke mana-mana. Kalau bicara soal kepemimpinan malah Pak Mulyadi ini yang lebih kokoh kepemimpinannya dibanding Mas Hasto,'' kata Wasekjen PD, Jansen Sitindaon kepada wartawan, Ahad (6/9/2020), seperti dikutip dari detik.com.

Menurut Jansen, Mulyadi telah 3 periode terpilih menjadi anggota DPR RI. Oleh karena itu, kata dia, Mulyadi lebih baik ketimbang Hasto dalam hal kepemimpinan.

''Pak Mulyadi ini sudah 3 periode selalu terpilih jadi anggota DPR RI sebelum mundur untuk maju Pilgub ini, dibanding Mas Hasto yang kalau tak salah baru sekali saja jadi anggota DPR,'' ucapnya.

Dia menyarankan agar semua partai politik, termasuk PDIP tak banyak membuat narasi yang memecah belah, agar Indonesia bisa aman dan damai, terkhusus di Sumbar yang banyak melahirkan tokoh pendiri bangsa.

''Saran kami marilah kita kurangilah narasi-narasi berbau pecah belah, dan Pancasila ini tak usah diutak-atik lagi. Agar bukan hanya Sumbar saja tapi seluruh Indonesia ini aman dan damai,'' katanya.

''Khusus soal Sumbar, banyak tokoh pendiri bangsa berasal dari Sumbar. Memang bapak proklamator Hatta, Sjahrir, Moh Yamin, Agus Salim, dan lain-lain itu berasal dari mana? Jadi kalau sudah salah bicara mengatakan Sumbar tidak mendukung Pancasila dan jadi polemik, saran kami lebih baik minta maaf saja ketimbang terus membuat pembelaan-pembelaan di ruang publik,'' sambungnya.

Sebelumnya, jagoan PD di Pilgub Sumbar, Mulyadi, mengembalikan rekomendasi dari PDIP buntut pernyataan Puan Maharani. PDIP menyindir Mulyadi usai mengembalikan rekomendasi cagub Sumbar dari PDIP.

''Sejak awal saya sudah menduga bahwa Mulyadi tidak kokoh dalam sikap sebagai pemimpin, sehingga mudah goyah dalam dialektika ideologi,'' kata Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto kepada wartawan, Ahad (6/9/2020). Pernyataan Puan yang berujung pengembalian rekomendasi oleh Mulyadi ialah ''Semoga Sumbar jadi provinsi yang mendukung negara Pancasila''. Hasto membela Puan terkait pernyataan itu.

''Padahal apa yang disampaikan oleh Mbak Puan merupakan suatu harapan agar Sumatera Barat jauh lebih baik sebagaimana sejarah telah mencatat dalam tinta emas, kepeloporan para pahlawan Sumbar seperti Moh Hatta, KH Agus Salim, Prof Mohammad Yamin, Rohana Kudus, HR Rasuna Said, Moh Natsir, Tan Malaka dll,'' kata Hasto.

''Beliau para tokoh tersebut adalah para pejuang bangsa, sosok pembelajar yang baik, dan menjadi keteladanan seluruh kader partai,'' imbuh dia.

Hasto mengaku paham dengan sikap Mulyadi. Hasto menyebut politik kekuasaan, bagi yang tidak kokoh dalam prinsip, hanya menjadi ajang popularitas.

''Bagi PDI Perjuangan menjadi pemimpin itu harus kokoh dan sekuat batu karang ketika menghadapi terjangan ombak, terlebih ketika sudah menyangkut Pancasila,'' imbuhnya.***

Editor:hasan b
Sumber:detik.com
Kategori:Politik, Nasional
wwwwwwhttps://green.radenintan.ac.id/max/https://bkpsdm.tanahlautkab.go.id/galaxy/https://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/