Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Lawan Bali United, Thomas Doll Harapkan Pemain Persija Jakarta Bugar
Olahraga
19 jam yang lalu
Lawan Bali United, Thomas Doll Harapkan Pemain Persija Jakarta Bugar
2
Persis Solo Pantau Fisik Pemain Selama Ramadan
Olahraga
19 jam yang lalu
Persis Solo Pantau Fisik Pemain Selama Ramadan
3
Dengan Tema Mawar Hitam, Pameran Busana Migi Rihasalay Pukau Pengunjung Indonesia Fashion Week 2024
Umum
20 jam yang lalu
Dengan Tema Mawar Hitam, Pameran Busana Migi Rihasalay Pukau Pengunjung Indonesia Fashion Week 2024
4
Nova Arianto Panggil 36 Pemain untuk Seleksi Timnas U-16 Tahap Kedua
Olahraga
20 jam yang lalu
Nova Arianto Panggil 36 Pemain untuk Seleksi Timnas U-16 Tahap Kedua
5
Cinta Laura Tetap Produktif di Bulan Ramadan
Umum
21 jam yang lalu
Cinta Laura Tetap Produktif di Bulan Ramadan
6
Ilhamsyah Bersyukur Menit Bermain Bertambah
Olahraga
19 jam yang lalu
Ilhamsyah Bersyukur Menit Bermain Bertambah

Puasa di Pengungsian, Para Korban Erupsi Sinabung Tetap Semangat Ikuti Daurah Iqra

Puasa di Pengungsian, Para Korban Erupsi Sinabung Tetap Semangat Ikuti Daurah Iqra
Pengungsi korban erupsi Sinabung. (republika.co.id)
Selasa, 28 Juni 2016 13:11 WIB
MEDAN - Sebagian warga Muslim Kabupaten Karo, Sumatera Utara, Ramadan kali ini kembali harus hidup di pengungsian. Mereka berasal dari desa-desa di kaki Gunung Sinabung, Karo, yang termasuk zona merah sehingga harus dikosongkan.

Warga lain yang bertahan di desanya pun turut terdampak erupsi. Selain dicekam ancaman erupsi yang terjadi tiap hari, mereka juga harus menghirup udara berdebu vulkanik. Bahkan belakangan juga disertai hujan kerikil dan pasir yang disemburkan gunung.

Namun, kondisi tersebut tak menyurutkan kaum ibu para pengungsi korban erupsi Sinabung untuk belajar agama. Berdasarkan keterangan resmi yang diterima Republika.co.id, kaum ibu ini mengikuti pelatihan atau daurah Metode Iqra yang diselenggarakan LAZIS Dewan Dakwah.

Daurah Metode Iqra berlangsung di dua lokasi yaitu Desa Sukandebi, Kecamatan Namanteran, dan Desa Kebayaken, Kecamatan Namanteran. Setidaknya sebanyak 90 orang kaum ibu mengikuti pelatihan ini.

Kaum ibu ini dilatih dan dibimbing oleh dai Dewan Dakwah pembina kedua desa itu yang juga merupakan penghafal Alquran 30 juz. Mereka adalah Ustaz Jumroni Ayana dan didampingi Ustaz Marjoni.

Marjoni menjelaskan, daurah bertujuan membetulkan dan membaguskan (tahsin) bacaan Alquran para peserta. "Sehingga cara membaca Alquran yang mereka ajarkan kepada anak-anak juga benar dan bagus," terang dai muda asal Sambas, Kalimantan Barat ini.***

Editor:sanbas
Sumber:republika.co.id
Kategori:Ragam
wwwwwwhttps://green.radenintan.ac.id/max/https://bkpsdm.tanahlautkab.go.id/galaxy/https://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/