Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Okto Jadi Saksi Sejarah Indonesia Kalahkan Australia di Piala AFC U-23
Olahraga
23 jam yang lalu
Okto Jadi Saksi Sejarah Indonesia Kalahkan Australia di Piala AFC U-23
2
Kalahkan Australia di Piala Asia U 23, Erick Thohir: Luar Biasa Penampilan Indonesia
Olahraga
24 jam yang lalu
Kalahkan Australia di Piala Asia U 23, Erick Thohir: Luar Biasa Penampilan Indonesia
3
Hadapi Red Sparks, Agustin Wulandari: Kami Akan Berikan Penampilan Terbaik
Olahraga
18 jam yang lalu
Hadapi Red Sparks, Agustin Wulandari: Kami Akan Berikan Penampilan Terbaik
4
HUT ke-94, PSSI Berbagi Kebahagian dengan Legenda Timnas Indonesia
Olahraga
20 jam yang lalu
HUT ke-94, PSSI Berbagi Kebahagian dengan Legenda Timnas Indonesia
5
Uruguay Jajaki Kerja Sama Jaminan Produk Halal dengan Indonesia
Pemerintahan
20 jam yang lalu
Uruguay Jajaki Kerja Sama Jaminan Produk Halal dengan Indonesia
6
Billie Eilish Unjuk Kedalaman Emosional di Album Terbaru 'Hit Me Hard and Soft'
Umum
18 jam yang lalu
Billie Eilish Unjuk Kedalaman Emosional di Album Terbaru Hit Me Hard and Soft

Bangladesh Akan Pulangkan Paksa Pengungsi Rohingya, Militer Ancam Rampas Kartu Jatah Makanan Bila Menolak

Bangladesh Akan Pulangkan Paksa Pengungsi Rohingya, Militer Ancam Rampas Kartu Jatah Makanan Bila Menolak
Sejumlah pengungsi perempuan Muslim Rohingya berebut makanan di kamp pengungsian Balukhali, Bangladesh, September 2017 lalu. (republika.co.id)
Senin, 22 Januari 2018 16:02 WIB
GUNGDUM - Pemerintah Bangladesh akan memaksa ratusan ribu pengungsi Muslim Rohingya pulang ke Myanmar. Sementara para pengungsi menolak dikembalikan ke Myanmar karena tidak adanya jaminan atas keselamatan mereka.

Dikutip dari dari republika.co.id, ketegangan meningkat pada Minggu di kamp-kamp yang menampung ratusan ribu Muslim Rohingya untuk dikirim kembali ke Myanmar. Puluhan pengungsi berdiri memegang spanduk kain yang menentang pemindahan mereka saat Pelapor Khusus Perserikatan Bangsa-Bangsa Yanghee Lee mengunjungi kamp-kamp di sepanjang perbatasan Bangladesh-Myanmar akhir pekan lalu.

Beberapa pemimpin pengungsi mengatakan bahwa perwira militer Bangladesh telah mengancam untuk merebut kartu jatah makanan mereka jika mereka tidak kembali.

Berdasarkan kesepakatan yang ditandatangani pekan lalu, Myanmar akan menerima pengungsi Rohingya dari Bangladesh di dua pusat penerimaan, dan sebuah kamp sementara di dekat perbatasan bersama mereka mulai Selasa dan berlanjut dalam dua tahun ke depan.

Para pengungsi menolak untuk kembali, kecuali keselamatan mereka dapat dijamin, dan masyarakat Myanmar mengabulkan tuntutan mereka untuk diberi kewarganegaraan serta dimasukkan ke dalam daftar etnis minoritas yang diakui.

Mereka juga meminta agar rumah, masjid dan sekolah mereka yang dibakar atau rusak dalam operasi militer dibangun kembali.

Lebih dari 655.500 Muslim Rohingya melarikan diri ke Bangladesh setelah militer Myanmar melakukan kekerasan di bagian utara negara bagian Rakhine dalam menanggapi serangan militan terhadap pasukan keamanan pada 25 Agustus.

Perserikatan Bangsa-Bangsa menyebut kegiatan tersebut sebagai pembersihan etnis Rohingya, yang disangkal oleh Myanmar.

Para tetua Rohingya mengatakan bahwa pejabat tentara Bangladesh telah memanggil atau bertemu mereka selama dua hari terakhir, meminta mereka untuk menyiapkan daftar keluarga dari kamp mereka untuk dipulangkan.

Empat dari mereka mengatakan bahwa mereka termasuk di antara lebih dari 70 pemimpin kamp -mewakili ribuan pengungsi- yang bertemu dengan perwira militer di kamp Gungdum pada Sabtu (20/1).

''Ketika kami mengatakan bahwa kami tidak dapat menyediakan daftar karena orang-orang belum siap untuk kembali, mereka meminta kami untuk membawa kartu WP mereka,'' ujar Musa, seorang pemimpin di kamp Gungdum, mengacu pada kartu bantuan yang diberikan oleh Program Pangan Dunia PBB.***

Editor:hasan b
Sumber:republika.co.id
Kategori:Ragam
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/