Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
BPJPH Rilis Indonesia Global Halal Fashion, Targetkan Kejayaan di Pasar Dunia
Ekonomi
4 jam yang lalu
BPJPH Rilis Indonesia Global Halal Fashion, Targetkan Kejayaan di Pasar Dunia
2
Langsung Pantau Persiapan, Menpora Dito Ingin Berikan Kado Terbaik buat Presiden Jokowi dari Olimpiade 2024 Paris
Olahraga
3 jam yang lalu
Langsung Pantau Persiapan, Menpora Dito Ingin Berikan Kado Terbaik buat Presiden Jokowi dari Olimpiade 2024 Paris
3
Cinta Laura Tetap Produktif di Bulan Ramadan
Umum
3 jam yang lalu
Cinta Laura Tetap Produktif di Bulan Ramadan
4
Okto Sebut Sudah 9 Atlet Lolos ke Olimpiade 2024 Paris
Olahraga
4 jam yang lalu
Okto Sebut Sudah 9 Atlet Lolos ke Olimpiade 2024 Paris
5
Dengan Tema Mawar Hitam, Pameran Busana Migi Rihasalay Pukau Pengunjung Indonesia Fashion Week 2024
Umum
2 jam yang lalu
Dengan Tema Mawar Hitam, Pameran Busana Migi Rihasalay Pukau Pengunjung Indonesia Fashion Week 2024
6
Nova Arianto Panggil 36 Pemain untuk Seleksi Timnas U-16 Tahap Kedua
Olahraga
1 jam yang lalu
Nova Arianto Panggil 36 Pemain untuk Seleksi Timnas U-16 Tahap Kedua

Presiden Suriah Ragukan Al-Baghdadi Tewas, Bandingkan dengan Kematian Osama dan Saddam Hussein

Presiden Suriah Ragukan Al-Baghdadi Tewas, Bandingkan dengan Kematian Osama dan Saddam Hussein
Presiden Suriah Bashar Assad. (sindonews.com)
Jum'at, 01 November 2019 07:46 WIB
DAMASKUS - Presiden Suriah Bashar Assad meragukan klaim Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump tentang tewasnya pemimpin ISIS Abu Bakar Al-Baghdadi dalam operasi penyergapan oleh pasukan AS.

Dikutip dari sindonews.com, Assad mengatakan, serangan pasukan khusus AS yang dipublikasikan secara luas yang diduga membunuh Abu Bakar al-Baghdadi meninggalkan lebih banyak pertanyaan daripada jawaban dan tidak boleh diambil berdasarkan nilai nominalnya.

''Damaskus tidak berpartisipasi dalam penyerbuan dengan cara apa pun,'' kata Assad, menambahkan bahwa ia baru tahu tentang klaim itu melalui laporan media.

Assad menambahkan bahwa peserta imajiner yang ikut ambil bagian dalam operasi seharusnya memberikan kredibilitas, sementara negara-negara dalam daftar seperti itu kemungkinan akan tersanjung menjadi bagian dari operasi hebat.

''Kami tidak membutuhkan kredit semacam itu. Kami yang memerangi terorisme. Kami tidak memiliki hubungan dan tidak memiliki kontak dengan institusi Amerika,'' ujarnya seperti disitir dari Russia Today, Jumat (1/11/2019).

Pujian keras Washington atas tindakannya sendiri, gambar 'anjing pahlawan' yang mengambil bagian dalam serangan dan rekaman yang konon serangan udara, tidak meyakinkan Assad apakah itu benar-benar terjadi atau tidak.

Selain itu, ia berpikir seluruh perselingkuhan itu mirip dengan pembunuhan tahun 2011 terhadap teroris terkenal lainnya - pemimpin al-Qaeda Osama bin Laden.

''Mengapa jasad Baghdadi tidak ditampilkan? Ini adalah skenario yang sama yang mirip dengan Bin Laden. Jika mereka akan menggunakan dalih yang berbeda untuk tidak menunjukkan jasadnya, mari kita ingat bagaimana (mantan pemimpin Irak) Presiden Saddam Hussein ditangkap dan bagaimana seluruh operasi ditunjukkan dari A ke Z; mereka menunjukkan gambar dan klip video setelah mereka menangkapnya,'' tutur Assad.

Pembunuhan putra-putra Saddam juga didokumentasikan dan dipublikasikan secara luas, kata Assad, sambil menambahkan, menunjukkan bahwa Amerika menyembunyikan segalanya tentang pembunuhan bin Laden dan pembunuhan al-Baghdadi, karena suatu alasan.

''Ini adalah bagian dari trik yang dimainkan oleh orang Amerika. Itulah sebabnya kita tidak boleh percaya semua yang mereka katakan, kecuali mereka menemukan bukti. Politisi Amerika sebenarnya bersalah sampai terbukti tidak bersalah, bukan sebaliknya,'' tegasnya.

Assad mengatakan, secara keseluruhan, tidak mungkin kematian pemimpin ISIS - jika dia benar-benar terbunuh - dan bahkan kehancuran utama kelompok teroris akan mengubah apa pun. Akar masalah ideologi Wahabi yang berusia lebih dari dua abad tidak akan hilang sekaligus.

Assad mengklaim pemikiran Islam radikal dan Al-Baghdadi hanyalah alat AS selama ini. Ia menambahkan bahwa alat-alat itu dapat dengan mudah dirancang ulang di tempat lain.

''Saya percaya semua yang berhubungan dengan operasi ini adalah tipuan. Baghdadi akan diciptakan kembali dengan nama yang berbeda, individu yang berbeda, atau ISIS secara keseluruhan dapat direproduksi sesuai kebutuhan dengan nama yang berbeda tetapi dengan pemikiran dan tujuan yang sama. Direktur seluruh skenario itu sama, orang Amerika,'' tukasnya.***

Editor:hasan b
Sumber:sindonews.com
Kategori:Ragam
wwwwwwhttps://green.radenintan.ac.id/max/https://bkpsdm.tanahlautkab.go.id/galaxy/https://143.198.234.52/sonic77