Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Kalahkan Australia di Piala Asia U 23, Erick Thohir: Luar Biasa Penampilan Indonesia
Olahraga
10 jam yang lalu
Kalahkan Australia di Piala Asia U 23, Erick Thohir: Luar Biasa Penampilan Indonesia
2
Okto Jadi Saksi Sejarah Indonesia Kalahkan Australia di Piala AFC U-23
Olahraga
10 jam yang lalu
Okto Jadi Saksi Sejarah Indonesia Kalahkan Australia di Piala AFC U-23
3
Uruguay Jajaki Kerja Sama Jaminan Produk Halal dengan Indonesia
Pemerintahan
6 jam yang lalu
Uruguay Jajaki Kerja Sama Jaminan Produk Halal dengan Indonesia
4
Hadapi Red Sparks, Agustin Wulandari: Kami Akan Berikan Penampilan Terbaik
Olahraga
4 jam yang lalu
Hadapi Red Sparks, Agustin Wulandari: Kami Akan Berikan Penampilan Terbaik
5
HUT ke-94, PSSI Berbagi Kebahagian dengan Legenda Timnas Indonesia
Olahraga
6 jam yang lalu
HUT ke-94, PSSI Berbagi Kebahagian dengan Legenda Timnas Indonesia
6
Megawati Ungkap Rahasia Kuat Bertahan dan Meraih Sukses di Red Sparks
Olahraga
4 jam yang lalu
Megawati Ungkap Rahasia Kuat Bertahan dan Meraih Sukses di Red Sparks

Ledakan Meteor di Atas Pangkalan Rudal AS Nyaris Picu Serangan Nuklir

Ledakan Meteor di Atas Pangkalan Rudal AS Nyaris Picu Serangan Nuklir
Pangkalan rudal Thule milik Angkatan Udara Amerika Serikat di Greenland. (sindonews)
Minggu, 05 Agustus 2018 14:51 WIB
WASHINGTON - Pihak Proyek Informasi Nuklir di Federasi Ilmuwan Amerika Serikat menyatakan, ledakan meteor saat memasuki atmosfer bumi di atas pangkalan rudal Thule milik Angkatan Udara AS di Greenland, nyaris memicu serangan nuklir.

Dikutip dari tribunnews.com, pangkalan Thule merupakan rumah untuk sistem deteksi dini rudal musuh yang masuk ke wilayah AS. Sistem tersebut dilengkapi rudal berhulu ledak nuklir yang setiap saat siap diluncurkan jika terjadi perang nuklir.

Menurut Angkatan Udara AS dalam situsnya, lokasi pangkalan Thule berada di wilayah 750 mil sebelah utara Lingkaran Arktik. Serangan nuklir bisa saja tak terlekkan jika meteor berhasil menembus atmofer bumi yang memicu respons kilat dari sistem deteksi rudal pangkalan Thule.

Angkatan Udara AS awalnya merahasiakan ledakan meteor tersebut. Namun, mereka akhirnya mengonfirmasi bahwa insiden itu terjadi sesaat sebelum tengah malam pada 25 Juli 2018.

''(Pangkalan) Thule baik-baik saja,'' kata pihak Angkatan Udara AS kepada Military Times, yang dilansir semalam (4/8/2018).

Masuknya meteor ke atmosfer bumi itu menyebabkan ledakan 2,1 kiloton. Beruntung, fasilitas pangkalan rudal AS tidak mengalami kerugian atau kerusakan.

Menurut laporan Military Times, pangkalan Thule masih melakukan fungsi lain secara normal termasuk pengawasan ruang angkasa dan kontrol ruang untuk Komando Pertahanan Udara Amerika Utara dan Komando Ruang Angkasa Angkatan Udara.

Badan Penerbangan dan Antariksa atau NASA pertama kali mengonfirmasi bahwa objek yang tidak diketahui sedang melakukan perjalanan pada kecepatan 24,4 kilometer per detik (54.000 mph) ketika meledak di area udara 43 kilometer (27 mil) di atas sistem deteksi rudal Thule.

Hans M Kristensen, direktur Proyek Informasi Nuklir di Federasi Ilmuwan Amerika, yang merupakan salah satu orang pertama yang men-tweet tentang ledakan meteor tersebut, mengatakan; ''Kami masih di sini, jadi mereka dengan benar menyimpulkan bahwa itu bukan serangan pertama Rusia.''

''Ada hampir 2.000 nuklir yang siap siaga, siap diluncurkan,'' katanya lagi, mengacu pada rudal-rudal berhulu ledak nuklir.

Steve Brady, seorang juru bicara di pangkalan Angkatan Udara Peterson di Colarado, juga menegaskan bahwa tidak ada kerusakan terkait ledakan meteor di atas Pangkalan Thule. ''Tidak, kami tidak memiliki laporan kerusakan apa pun, mengapa kami mendapat panggilan untuk ini sekarang?,'' ujarnya.***

Editor:hasan b
Sumber:sindonews.com
Kategori:Ragam
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/